Friday 9 January 2015

Bahasa Aceh Di Ambang Kritis

Oleh : Tgk Ni

Bahasa Aceh Di Ambang Kritis
ilustrasi 
Bahasa Aceh Di Ambang Kritis- Tulisan ini diilhami dari poster yang sebagai bentuk tugas ujian akhir kuliah psikologi lintas budaya. Tugas yang diberikan berupa yang berhubungan dengan budaya dan manusianya. Setelah berfikir keras akhirnya kelompok kami memutuskan mengambil tema identitas budaya. Unsur-unsur dalan identitas budaya sangat banyak akhirnya dengan keyakinan kami akan membuat suatu poster yang berhubungan dengan bahasa daerah. Sebagaimana kita ketahui bahasa daerah adalah satu bagian dari identitas budaya.
Setiap daerah dinusantara ini memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah akan menunjukkan jati diri suatu komunitas masyarakat tersebut. Bahasa daerah sebagai wujud kearifan lokal dari suatu wilayah adat. Di era zaman modern saat ini sudah mulai terkikisnya bahasa daerah dari mulut-mulut anak daerah. Pemuda-pemudi sekarang ini akan merasa tidak modern dan ketinggalan zaman bila masing menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Bahkan ada yang memang tidak bisa sedikitpun dengan bahasa daerahnya. Permasalahan itu lah yang menjadi fokus kami sehingga kami menuangkan dalam poster sebagai hasil dari interpretasi dari pikiran kami.
Aceh sebagai salah satu wilayah yang beragam dengan budaya, bahasa, adat istiadat dan tradisi lainnya. Aceh adalah salah satu wilayah dihuni oleh berbagai suku-suku yang menyebar diseluruh tanah aceh. Ada Aceh, Gayo, Tamiang, Alas, Aneuk Jamee, Kluet, dan lain-lain yang lagi yang belum saya ketahui. Dalam bahasa aceh saja akan mengalami banyak perbedaan antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya walaupun masih dalam satu Aceh. Antara kabupaten aceh utara dan kabupaten pidie akan ada perbedaannya dalam segi dialek dan tuturan. Begitupun dengan yang lainnya. Bahkan, antara satu kampung dengan kampung lain akan ada perbedaan walaupun sama dalam satu kabupaten. Artinya adalah, begitu banyaknya budaya dan bahasa yang kita miliki sehingga patut berbangg dengan perbedaan tersebut.
Namun, yang disayangkan adalah kesadaran aneuk naggroe ini dalam menggunakan bahasa daerahnya masing. Kalau diperhatikan arus perubahan penggunaan bahasa daerah akan sengat kentara di daerah perkotaan sedangkan di daeah pedalaman belum sepenuhnya muda mudi mulai meninggalkan bahasa daerah. Muda mudi yang diperkotaan secara lingkungan mungkin karena kehidupan keluarga dan lingkungannya yang tidak mengenalkannya dengan bahasa-bahasa daerah. Di dalam keluarganya tidak ada modelling sebagai tempatnya meniru yang akan membentuk kepribadiannya.
Apakah tidak boleh belajar bahasa orang lain dan berkomunikasi menggunakan bahasa orang lain? jawabannya ia boleh-boleh saja asal tidak melupakan bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa indonesia misalnya bila dikatakan sebagai bahasa persatuan maka pergunakan ketika suatu kondisi yang memang mengharuskan kita menggunakan bahasa persatuan tersebut . bagaimana pun bahasa yang di ada aceh adalah sebagai wujud identitas budaya masyarakat aceh. Kemana pun kita melangkah sudah patutnya membawa jadi diri kita sebagai pertanda kita tidak sama dengan orang-orang lain, bila tidak maka bahasa-bahasa yang berada di aceh di ambang kepunahan.

      Tgk Ni
Pemerhati sosial dan lingkungan
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah





0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014-2015 SuA Atjeh